kamu orang tau tu buku yang sedang saya baca tu kan, sebenarnya sedikit sebanyak menarik minat saya untuk mengetahui lebih dalam tentang sejarah Sabah. Buku itu menceritakan era sebelum perang dunia kedua, menurut pengalaman si penulis tentang kehidupan dia la, tentang orang-orang gaji dia la, dan sebagainya.
Ada antara baris-baris perkataan dia yang menyebut tentang masalah dulu-dulu yang terbawa sehingga ke hari ini.
Ada si penulis menyebut perihal orang gaji dia, Arusap seorang Murut. Si penulis menceritakan kegagalan Arusap dan isteri dia mendapatkan keturunan.
Si penulis ini menulis ayat-ayat seperti , "Arusap was unable to contain his vanishing tribe." dan juga seperti, " I saw it was not a baby buried here, but a race."
Ini bermaksud, tribe ataupun keturunan asli di Borneo sebenarnya semakin menghilang sejak dari dulu, seperti yang telah disedari oleh si penulis tersebut.
Si penulis juga menyebut, bahasa melayu digunakan sebagai bahasa pengantar utama antara foreigner dan the local people. Ada orang local juga yang pandai berbahasa English tapi jumlahnya sedikit. Si penulis menyatakan ada kepelbagaian bangsa yang wujud semasa pemerintahan orang putih dulu2, sebab itulah bahasa melayu menjadi bahasa utama, lalu perkara itu membawa kepada masalah hari ini. Bahasa melayu baku menjadi bahasa utama pengantara antara pelbagai bangsa.
Sekarang saya duduk di Miri, susah la mau belajar bahasa sendiri lagi. Saya paham bahasa Iban dan bahasa Melayu Sarawak yang mudah2 sekarang. Bahasa sendiri, pening kepala.
No comments:
Post a Comment